Sejarah Batu Pandang Ratapan Angin
Batu pandang ratapan angin adalah sebuah tempat wisata yang di dalamnya terdapat dua buah batu besar. Berada di kota Dieng yang merupakan bekas gunung vulkanik purba yang mana bekas letusan gunung akan meninggalkan jejak seperti bebatuan dan tebing-tebing. Asal mula tempat ini dinamakan sebagai batu pandang ratapan angin menurut cerita zaman dahulu dikisahkan hiduplah seorang putri dan pangeran yang saling mencintai. Namun semuanya berubah saat muncul orang ketiga dalam hubungan mereka. Sang putri yang terpesona dengan lelaki lain kemudian berselingkuh di belakang sang pangeran. Sampai suatu hari kabar perselingkuhan sang putri terdengar di telinga sang pangeran. Hingga pada suatu hari yang tidak disengaja, sang pangeran benar-benar melihatnya dengan mata kepala pangeran sendiri. Pangeran tentu sangat terkejut dan sang putri pun tak kalah terkejutnya mengetahui sang pangeran melihatnya. Terjadilah perkelahian di antara sang pangeran dan orang ketiga tersebut. Pangeran yang terkenal dengan kekuatan saktinya, membuat suasana sekitar menjadi berantakan karena emosinya yang meluap-luap. Banyak pohon yang tumbang dan angin puting beliung terjadi, keributan tersebut berakhir dengan sang pangeran mengutuk sang putri dan orang ketiga tersebut menjadi batu. Dari kedua batu yang saling berhimpit itulah konon karena berada di dataran tinggi yang mana angin bertiup cukup kencang sehingga mampu mengeluarkan bunyi mendesis yang disebut sebagai ratapan. Akhirnya dinamailah sebagai batu pandang ratapan angin.